Minggu, 24 Januari 2010

Ruang Ibu dan Anak di Gereja

Hari ini saya rinduuuu sekali pergi ke gereja, mengikuti kebaktian dewasa. Biasanya saya menemani BethBeth di sekolah minggu kelas batita kecil. Jadi saya putuskan membawa BethBeth ke ruang ibu dan anak di gereja.
Ada yang berubah di gereja, mungkin sudah lama ya, karena sudah lama juga saya ga ke gereja:D.. skarang pintu keluar masuknya cuma satu. Jadi kalo mau ke ruang ibu dan anak agak muter, biasanya ada pintu langsung. Saya agak senang ketika melihat keadaan ini, saya pikir gereja sudah mulai melakukan penyaringan buat jemaat yg masuk ke ruang ibu dan anak, sehingga yang masuk ruangan itu betul2 ibu bersama anaknya. Dulu saat pintu dari ruangan ini terbuka, kbanyakan orang yang masuk ke sini adalah yang datang terlambat ke gereja:P *termasuk saya, hehehe*
Begitu masuk ruangan tersebut, lagi-lagi saya kecewa, banyak juga bapak2, pokoknya kaum lelaki di ruangan itu:( Jadi cukup risih ya kalau begitu..

Hal ini mengingatkan saya sama sharing di Sekolah Minggu kelas Batita 2 bulan yang lalu. Saat itu koordinator guru sekolah minggu yang megang kelas ini bilang kalau kelasnya sudah terlalu ramai, sehingga tidak cukup nyaman lagi untuk anak2 seusia mereka. Jadi disarankan untuk yang di bawah setahun dibawa ibunya ke ruang ibu dan anak di kebaktian dewasa, sedang yang diatas dua tahun ke kelas batita 2 di ruang sebelah. Dan hal itu merupakan saran dari majelis gereja yang kebetulan minggu sebelumnya melawat ke kelas kami.

Waktu itu beberapa ibu, termasuk saya, langsung mengajukan complain yang sebenarnya selama ini sudah dipendam. Kami bilang kalau penghuni ruangan itu selama ini justru bukan ibu2 beranak yang mau ikut kebaktian. Kebanyakan orangorang tak beranak yang datang terlambat. Di pertemuan itu justru aku baru ngeh kalo di ruangan ibu dan anak, gereja telah menyediakan dispenser air minum yang dapat digunakan ibu2 yang mau bikin susu anaknya. Saya jadi tambah kagum sama perhatian gereja terhadap jemaatnya. Saat itu si kakak bilang menampung uneg-uneg ibu2 dan akan menyampaikan sama majelis.
Hari ini saya kecewa, ternyata masih blum berubah keadaannya. Padahal saya rasa ruang ibu dan anak itu dibuat supaya ibu2 yang punya anak,terutama yang ga punya orang yang bisa ngawasin anaknya, tetep bisa ikut kebaktian, dengan membawa anaknya. Dan di ruang itu bayangan saya, kita bisa menyusui dengan nyaman, dan anak2 bisa berisik sesuai dengan kodratnya tanpa takut mengganggu, karena itu memang ruangan mereka.

ahh entah kapan kondisi ideal ini bisa terjadi....

Tidak ada komentar: