Senin, 15 Februari 2010

Mangkuk Pecah

Hari minggu lalu, saya dan anak-anak makan bakso di warung langganan kami. Pada saat berdoa, Bethbeth menarik mangkuk bakso saya sampai akhirnya mangkuk itu jatuh dan pecah. Wah, saya jadi malu dan bete...:( sebel.
Bapak tukang bakso nya cuma tersenyum dan bilang, "Ga apa apa bu", mbak2nya langsung membersihkan pecahannya. Dan bakso saya diganti.
Waktu saya mau bayar bakso, saya mengingatkan soal mangkuk yang jatuh tadi dan mengungkapkan niat saya untuk menggantinya. Si bapak tetap tersenyum tulus dan bilang "ga usah bu ga apa-apa, namanya juga anak-anak"
Walaupun ada sedikit perasaan ga enak, tapi saya jadi lega karena reaksi bapak dan semua pegawai di situ. Mereka memaklumi kejadian pecahnya mangkuk tadi.

Hal ini mengingatkan saya pada kejadian bertahun-tahun lalu waktu nico masih jadi anak satu-satunya. Saat itu kami bertiga makan di sebuah lapo di bekasi dekat dengan rumah kami. Laponya bersih dan makanannya lumayan enak. Kami juga lumayan sering makan di sana.

Saat itu Nico kecil yang lasak, tidak sengaja memecahkan gelas minum. Spontan saja kami meminta maaf. Dan reaksi bapak penjualnya adalah berkata dalam bahasa batak ''laen kali anaknya diliatin dong". Saya ingat, saya malu dan bete sekali saat itu, sebenarnya tidak usah dibilang begitu juga kami sudah sadar kesalahan kami, makanya kami minta maafX( sebel... Cuma gelas doang mah bisa kami gantiX(. Sejak saat itu kami tidak pernah menginjakkan kaki ke lapo tersebut.

Yang lucu sebenarnya, bapak tukang bakso itu cuma karyawan, sedangkan parlapo tadi pemilik usaha, tapi kelihatannya tidak tahu bagaimana membuat pelanggan merasa nyaman. Yang pasti, lapo itu kehilangan salah satu pelanggan terbaiknya.
Sedangkan warung bakso tadi, tetap akan jadi warung bakso favorite, walaupun lain kali Bethbeth sebaiknya ditinggal di rumah saja:P

Tidak ada komentar: