Selasa, 26 Agustus 2008

Kena Batunya

Tiap kali mengajari Nico, aku suka mangkel sendiri. Abis Nico gampang banget terganggu perhatiannya sama apapun yang ada di sekitarnya atau pun di pikirannya. Jadi setiap pelajaran sussssssahhhhh banget masuknya. Mana anaknya ga teliti lagi.



Kalau lagi kesal gitu, aku jadi mengingat-ingat, kalau mamaku dulu ga repot ngajar-ngajarin aku, tapi nilaiku juga bagus. kayanya cukup deh guruku yang ngajarin di sekolah, sisanya PR, ulangan dan lain-lain aku kerjakan mandiri, tanpa tanya orangtua. Apalagi abangku, kalo aku nanya malah dicela, 'masak kaya gitu aja ga bisa'.



Akhirnya 'pelajaran sejarah' pun ditambahkan pada sesi belajar kami, aku dan Nico. "Mama dulu ya, opung ga pernah ajarin, tapi matematikanya sepuluh waktu EBTANAS SMA" *Tapi jangan salah, aku mama yang jujur kok, aku juga bilang sama dia kalo waktu kelas 3 SD tulisanku dapet 4, makanya aku dulu citacitanya jadi dokter :D*



Naaah, kemarin gue kena batunya... Nico ulangan matematika. Menurut dia sih ulangannya betul semua, jadi dia dapet nilai 100. Aku sih belumliat karena belum dibagikan. Pulang sekolah dengan bangganya dia berkata "Ma, test matematika aku skornya 100. Berarti aku lebih pintar dari mama dong, soalnya mama kan dulu skornya cuma 10. Mama memalukan." GOD, I AM SPEECHLESS. Gue ternyata pinter banget mengajarkan anak gue nyolot....:D, atau kemampuan nyolot diturunkan secara genetik ya?


Jumat, 22 Agustus 2008

Tentang Konsistensi

Beberapa hari ini Arthur ngambek terus jika disuruh bersekolah. Alasannya adalah ingin main game di rumah. Tentu saja aku jadi kesal. Akhirnya aku memutuskan untuk menyita PS2 nya dan memberi aturan tambahan bahwa ia tidak boleh main PSP ataupun main game di laptop, selama ia masih ngambek kalau disuruh ke sekolah.
Waktu siang, setelah mengerjakan matematika, Nico aku ijinkan main PSP. Arthur juga mengerjakan matematika. Karena itu, ia meminta untuk diijinkan main PSP juga. Waktu itu aku tidak ingat sama aturan yang kubuat sendiri dan juga tidak tega melihatnya merengek terus. Jadi kuminta abangnya memberi pinjam PSPnya.

Tanpa kusangka, Nico protes padaku 'You cheating'. Dia bilang aku curang karena mengijinkan Arthur main padahal sampai pagi tadi, dia masih ngambek ke sekolah. Sedangkan Nico sudah selalu berbuat sesuai aturan. Aku benar-benar kaget.

Aku baru tersadar, betapa aku tidak konsisten terhadap pernyataan ku sendiri. Apa yang aku lakukan saat itu mungkin akan berdampak negatif buat anakku, mereka akan belajar untuk tidak percaya sama perkataanku, karena aku sendiri tidak dapat melakukan apa yang aku katakan. Mereka akan belajar mencari celah dari aturan yang aku buat, selama aku tidak konsisten menjalankannya.

Aku berjanji dalam hati, akan belajar memegang apa yang aku katakan, dan berpikir lebih panjang sebelum membuat aturan yang akhirnya aku sendiri tidak bisa pegang. Terima kasih Nico, untuk pelajaran yang telah kau berikan hari ini.

Rabu, 20 Agustus 2008

Kakiku Bengkak

Dari hari sabtu lalu *16 agustus* telapak kaki ku membengkak. Aku agak panik, well sebenernya panikkk banget. Abis waktu Nico sama Arthur, rasanya ga pernah deh kakiku sampai bengkak. Selain itu, kepalaku juga sering pusing, uuuhhh aku jadi makin panik. Beberapa bacaan yang aku baca, membahas tentang pre-eklampsia. Aku merasa, semua yang kurasakan itu mgkn gejala preeklampsi.

Entah karena stress atau pilek yang berlebihan, apa lagi orang-orang bilang perutku ga seperti orang hamil 6 bulan, kepalaku makin sering pusing.

Aku putuskan untuk mengunjungi dokter kandunganku. Karena libur panjang, indonesia's anniversary's day long week end, maka baru kemarin, selasa, 19 agustus aku baru bisa mengunjungi dokter. Aku ceritakan tentang pusing-pusing dan kaki bengkak ku. Dokter lalu memeriksa tekanan darahku. Menurut beliau, 120/70 tergolong tekanan darah yang normal. Jadi indikasi preeklampsi tidak terpenuhi.. wah syukurlah, dan mengenai pusing-pusing kemungkinan karena pilekku. Jadi dokter memberiku obat pilek.

Waktu di USG, si dede ga melipat kakinya, jadi jnis kelaminnya ga terlihat. Tapi dokter bilang sih kmungkinan cewe. ya apa pun sih aku bersyukur yang penting sehat. Dokter bilang perkiraan beratnya sudah 1.2kg. Padahal normalnya 1 kg +/- 30%. jadi si dede sehat kok. Aku ga perlu kuatir tentang perut yang TERLIHAT tidak besar, mungkin karena badanku besar ke bagian belakang dan samping, jadi membesar ke bagian depannya agak dikurangi. hihihi nyimpulin sendiri gini.

Ada satu hal yang lucu waktu kunjungan kemarin, dokter bilang mgkn kaki bengkak karena kecapekan kebanyakan jalan. Waktu bliau ngomong gitu, aku ngga ngeh. sampe di rumah aku baru sadar, hari jumat yang lalu aku sama dokter ketemu di salon di mal. aku creambath dan pak dokter potong rambut. huehehhe. Mungkin karena pertemuan itu, dokter menyimpulkan aku tukang jalan. Padahal selama hamil baru 2 atau 3 kali pergi creambath. Tapi memang dibanding hamil Arthur atau Nico, hamil yang ini aku lbih sering kluar rumah. faktor bisa nyetir itu kali yeeee.

Ya, bagaimana pun juga kunjungan ke dokter kemarin membuatku sedikit lega dan memutuskan untuk belajar menikmati kehamilan ini dengan melihat hal-hal positif yang terjadi. Mudah- mudahan bisa lebih tenang supaya tidak cepat pusing. sampai hari ini, kaki ku masih bengkak sih. tapi aku haru coba memperbanyak istirahat dan mengurangi garam.

Minggu, 17 Agustus 2008

Tentang Rumahku

Sebenarnya, aku merasa cukup puas tinggal di rumahku yang sekarang. Lingkungannya asyik, bersih, tenang, jarang 'orang aneh' lewat. Jalanan depan rumah cuma rame pada saat jam masuk atau jam pulang sekolah. Jalannya juga bagus dan lebar- salah satu hal yang bikin aku jadi brani mnjajal kemampuan menyetirku-. Kalo liat jaraknya dengan pos satpam, cukup amanlah, walaupun menurut desas desus telah terjadi bbrp kejadian pencurian di sini, tapi sampai saat ini sih, feel safe enough lah.belum lagi, jarak ke sekolah anak-anak deket, bahkan fasilitas pelayanan mulai dari mal, bank rumah sakit, masih terhitung sangat dkat. satu lagi, semua orang kenal semua orang di sini.. maksudnya kalo aku jalan k mal, gereja atau rumah sakit, pasti ada aja yang aku kenal. jaman belum bisa nyetir, ada aja tuh yang ngajakin nebeng,,:P asik ya.
Kira kira satu stengah tahun yang lalu, abangku no 3, datang ke sini. terus sebagai tulang yang baik, dia mengantarkan anak2 ke sekolah,karena dekat, jalan kaki dong. Jarak dari rumahku ke sekolah paling skitar 500m, dan berada pada garis yang sama, walaupun nama jalannya sudah berbeda.
Hari itu, dia menunjukkan kekurangan dari perumahan ini 'ini perumahan bagus bagus kok ga pedestarian safe sih'.Aku baru sadar. Depan rumahku ga ada trotoarnya, padahal jalannya terdiri dari 2 jalur dan lebar jalannya muat untuk 2 mobil pada tiap jalur. jadi jalan besar
dong. di luar pagar setiap rumah ada sedikit tanah berumput yang ditanam sebuah pohon dan dirawat oleh pengembang. Jadi tanah itu tidak bisa di lewati
pejalan kaki. akhirnya pejalan kaki harus berjalan di jalan mobil. aku baru sadar, betapa kejamnya perumahan ini terhadap pejalan kaki. tapi waktu itu,
anak-anak tidak ada yang sekolah pagi, dan hujan jarang terjadi di sini belumlagi kebanyakan kavling belum dibangun saat itu, jadi masalah trotoar ini ga
terlalu berpengaruh buatku. dan seperti manusaia lainnya, akhirnya perkataan abangku itu pun terlupakan.
Tahun, ini Nico masuk SD dan Arthur naik ke K3 *TKB*, keduaduanya masuk jam 7 pagi. Dua hari yang lalu, hujan turun mulai malam hari sampai pagi. saat
waktu nya anak-anak harus pergi sekolah, hujan belum reda juga. gerimis. terpaksa kuambil kunci mobil, biasanya anak-anak diantar ayahnya. begitu keluar
pintu... waduuuh macetnya sudah sampai di depan rumah. ga beres nih. terpaksa kuambil payung dan meminta mba memakaikan jas hujan buat nico. untung
arthur sedang tidak sekolah hari itu, ia sakit. kami berdua jalan kaki ke sekolah. jalannya becek, bajuku jadi kotor, biar udah tua gini emang cara jalanku
gabanyak berubah. belum lagi aku rebutan jalan sama mobil, itulah yang bikin aku khawatir kalo mba yang nganter sekolah pagi, serem, mobilnya
kenceng-kenceng. maklum sopir yang bawa, mentalnya mental metromini lagi. di situ baru akumerasa sebal karena ketiadaan trotoar di sini. bener-bener dh.
padahal promonya piccadilly *nama clusterku* 'anak-anak jadi mandiri ke sekolah'. Mana ada orang tua yang cukup gila membiarkan anaknya pergi sendiri ke
sekolah kalo begitu keadaannya? di mana aspek keamanan buat anak-anak kalau tempat berjalan kaki ke arah sekolah aja ga ada?
Padahal mulai tahun lalu sekolah sedang menganjurkan anak-anaka yang rumahnya dekat dengan sekolah untuk pergi ke sekolah tanpa kendaraan bermotor,
jadi anak2 dianjurkan berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah. Tadinya aku stuju, toh emang tujuan pindah ke dekats sekolah kan emang itu, tapi kalo bgini
keadaannya, ga deh. bahaya buat anak-anak.satu lagi yang bikin tambah kesel, rumah ku sejajar dengan seorang petinggi lippo cikarang, pengembang perumahan kami. saya baru sadar kalo pak endang
memperluas bagian taman rumahnya, sehingga bagian yang harusnya merupakan jalan rumput umum akhirnya menjadi bagian dari halamannya ytang asri. itu
juga yang membuat aku dan nico semakin sulit berjalan menuju sekolah di tengah gerimis. gimana keadaan di sekitar rumah kalian? apakan pengembang cukup bijak dengan menyediakan trotoar?

Kamis, 14 Agustus 2008

Hai hai

HAAAAAIIIII...

akhirnya aku ngeblog jg..

tapi hari ini aku blm sempat posting apa apa nih..

rencananya, aku mau isi dengan cerita tentang keseharian aku di rumah

mulai dari yang nyenengin sampai yang bikin aku ngomel-ngomel



semoga berkenan, selamat menikmati